TUHAN MEMEGANG TANGAN KU

TUHAN MEMEGANG TANGAN KU
Dalam kelemahan kita ada tangan Tuhan yang memegang. Jangan takut untuk melangkah karena Dia akan memberikan kita kekuatan.

Friday, November 2, 2007

TUHAN TAHU KEPERLUAN KITA


Oleh Dr. Calvin Palmer (Terjemahan bebas oleh Sammy Lee)

"ADA SEORANG WANITA MUDA DIKURSI BELAKANG MOBILKU, dan saya rasa dia sudah mati." Pada hari Jumat pagi itu, saya adalah satu-satunya dokter yang bertugas pada sebuah rumah sakit yang bernama Warburton Sanitarium and Hospital, di Warburton, Australia.

Pengumuman yang mengejutkan dari pemuda itu menyebabkan saya tersentak dengan melongo.

"Apa yang sudah terjadi?" saya bertanya.

"Saya tidak tahu," jawabnya.

"Tetangga kami - mereka baru saja menikah belum lama. Pagi ini suaminya pergi kerja seperti biasanya, dan isteri saya, yang selalu suka bertindak sebagai tetangga yang baik, pergi melihat bagaimana keadaan isterinya dan menjumpai dia dalam keadaan terbaring pingsan diatas lantai. Ini adalah rumah sakit yang terdekat, sebab itu saya telah meletakkan dia di kursi belakang mobil saya dan telah mengadakan perjalanan sejauh 110 km melalui jalan setapak yang berliku-liku melalui rimba belantara untuk mencapai tempat ini."

Kami tidak membuang waktu segera berlari menuju ke mobilnya. Disana terjerembab dikursi belakang mobil, terdapat tubuh kaku dari seorang wanita muda. Kulitnya terasa dingin dan pucat. Saya tidak dapat merasakan denyut nadi pada pergelangannya , saya hanya dapat merasakan debaran jantungnya yang sangat lemah. Dia masih hidup, tapi sudah dalam keadaan sangat sekarat.

Kami segera mengangkat tubuhnya keatas tandu dan membawanya kedalam rumah sakit. Saya menghadapi seorang pasien yang mengalami shock berat, sedang sekarat, tapi tidak mempunyai informasi sedikitpun mengenai apa yang menyebabkan kondisinya itu.

Dimana Kami Harus Mulai?

Setelah memeriksa wanita itu lebih lanjut, saya berkata kepada suster kepala, Matron Mitchell, "Perutnya menggelembung dengan cairan. Saya rasa itu adalah darah. Saya rasa kita sedang menghadapi kasus ectopic (pendarahan akibat bagian organ tubuh pecah atau pindah tempat)"

Keadaan seperti ini yaitu pecahnya pembuluh nadi pada bagian tulang selangka atau pinggul memerlukan pembedahan dengan segera. Kami melakukan terapi infus (intravenous) , kemudian menilpon Melbourne, meminta pengiriman darah dengan segera menggunakan taksi. Staff kami mempersiapkan kamar operasi untuk pembedahan darurat. Yang menjadi masalah kami sekarang adalah anastetik. Saya adalah satu-satunya dokter di rumah sakit itu, dan berhubung keadaan wanita itu yang sangat kritis, kami sangat membutuhkan seorang ahli anestesia. Pada zaman itu dimana ether digunakan sekitar 30 tahun yang lalu kebanyakan anestesia itu dilakukan oleh dokter umum.

Hanya terdapat sedikit sekali ahli anestesia, dan saya tidak ingat nama dari seorang pun. Matron Mitchell, sang suster kepala, mempunyai sedikit pengalaman memberikan anestetik, jadi berhubung tidak ada dokter lain, saya berpaling kepadanya dan berkata: "Saya harus meminta anda mengadakan anestetik." "Kita harus mengadakan operasi terhadap dia karena kalau tidak maka itu akan terlambat. Kalau sampai dia meninggal, anda akan dipanggil ke pengadilan, tapi saya akan pergi bersama anda."

Sementara staf kami sedang mempersiapkan pasien dan ruang operasi, saya masuk ke kantor saya dan berdoa. "Tuhan, saya dalam keadaan darurat. Nyawa seorang wanita menjadi taruhan. Saya benar-benar sangat membutuhkan seorang ahli anastesi.

Saya katakan kepada Matron Mitchell, "Saya akan memulai memberikan anestetik itu. Kemudian setelah itu saya akan serahkan kepada Anda sementara saya mengadakan pembersihan dan pembedahan."

Pada saat saya sedang bersiap-siap melaksanakan anestetik itu, pintu kamar operasi tiba-tiba terbuka. Seorang asing menonjolkan kepalanya dan berkata, "Saya Dr. Smith. Apakah saya bisa menolong anda?"

Saya harus mengetahui apakah dia ini seorang Ph.D, doktor dalam ilmu musik, ahli penyakit kulit, ataukah ahli ilmu jiwa. Jadi saya bertanya kepadanya, "Apakah bidang pekerjaan anda?"

"Saya seorang ahli anestesia"

Saya menjelaskan situasinya kepadanya, dan dia mengambil alih pekerjaan anestetik itu. Seluruh keahliannya dia tumpahkan untuk menjaga supaya wanita itu tetap hidup sementara saya melakukan pembedahan. Saya membedah perutnya dan mendapati bahwa itu penuh sekali dengan darah. Saya tidak pernah melihat baik sebelumnya maupun sesudahnya pendarahan yang demikian hebatnya. Pompa pengisap listrik yang kami gunakan tidak mampu untuk menangani begitu banyak darah. Saya menggunakan kedua tangan saya untuk mengeluarkan darah dari perutnya sama seperti menimba air keluar dari perahu orang-orang di Kepulauan Solomon. Saya dapati urat nadi yang robek masing memuntahkan darah. Waktu saya mengikat urat nadi itu, saya pun yakin bahwa wanita itu akan hidup.

Ketika wanita itu sudah dipindahkan ke zal, saya berpaling kepada Dr. Smith. "Bagaimana caranya sampai anda boleh muncul didepan pintu kamar operasi kami pada saat yang begitu tepat?"

"Saya tidak dapat menjelaskannya, " dia berkata, "Tapi saya akan ceritakan apa yang telah terjadi."

Suatu Penunjukan Ilahi

Dia mulai ceritanya: "Sebagaimana anda tahu, ada sedikit sekali ahli anestesiologi, dan saya sudah bekerja terlalu lama. Pagi ini saya muncul dirumah sakit kami untuk mengadakan beberapa kasus, tapi mendapat informasi, tanpa ada penjelasan, bahwa daftar kasus-kasus itu telah dibatalkan.

"Saya pikir, Alangkah bagusnya! Saya akan segera meninggalkan kota Melbourne untuk berakhir pekan. Saya akan pergi ke suatu tempat dimana tidak ada seorang pun mengenal saya, dimana tidak ada rumah sakit, tidak ada kamar operasi, dan tidak ada anestetik."

Kemudian dia berkata, "Saya merasa terdorong untuk pergi ke Warburton. Saya tidak dapat menerangkan apa sebabnya, tapi saya segera menentukan saya harus pergi kesana. Saya tidak pernah ke Warburton sebelumnya tapi saya tahu ada beberapa penginapan dimana saya bisa tinggal selama akhir pekan ini."

Ketika saya tiba di Warburton, saya melihat sebuah bangunan yang besar terletak diatas bukit. Itu kelihatannya seperti sebuah penginapan, saya berpikir. Jadi saya mengemudikan mobil saya kedalam halaman ini, tapi ternyata bahwa ini adalah sebuah rumah sakit. Pada saat saya baru saja hendak memutarkan mobil saya untuk pergi, seorang wanita muncul didekat pintu gerbang.

"Nama saya adalah Dr. Smith," saya berkata kepadanya, "Dan saya sedang mencari sebuah penginapan untuk ditempati akhir pekan ini."

"Dia menjambret tangan saya, 'anda diperlukan dikamar operasi sekarang juga,' dia mengatakan kepada saya.

"Saya telah datang ke Warburton untuk menghindarkan diri dari kamar operasi," saya menjawab.

"Tapi ini adalah keadaan darurat," dia mendesak.

"Nah, begitulah caranya mengapa sampai saya berada disini." Dr. Smith melanjutkan.

Membandingkan Catatan

"Dapatkah anda mengatakan kepada saya" saya bertanya kepadanya, "Jam berapakah itu waktu anda merasakan dorongan untuk datang ke Warburton?"

"Pagi ini pada jam 8 lewat sepuluh menit."

Urutan peristiwa yang telah terjadi mulai terbeber dalam otak saya. Pada jam 8 tepat wanita itu telah jatuh pingsan di Matlock, 110 km jaraknya dari Warburton. Pada jam 8:10, Tuhan menanamkan dalam benak ahli anestetik itu, ditempat yang letaknya 80 km sebelah barat, bahwa dia harus pergi ke Warburton. Sekitar jam 10:30 saya memohon kepada Tuhan untuk pertolonganNya, tetapi Dia sudah menjawab doa saya lebih dari dua jam sebelum itu. Permasalahan yang kami hadapi datangnya dari sebelah timur, dan solusinya datang dari sebelah barat, tapi saya tidak tahu apa-apa sama sekali mengenai hal itu.

Saya telah mendapat suatu pelajaran besar mengenai pemenuhan keperluan kita oleh Tuhan dari pengalaman itu. Dan ini telah memberikan kepada saya penghargaan yang lebih besar terhadap janjinya "Sebelum mereka berseru, Aku akan menjawab" (Yesaya 65:24).

Sebelum masa pensiunnya Dr. Calvin Palmer, M.D. melayani di rumah sakit kusta yang ada di Solom Island, dan kemudian sebagai ahli bedah di Warburton Hospital, dan setelah itu sebagai dokter ahli bedah di Rumah Sakit Sydney Adventist Hospital. (Saya kenal benar dengan Dr. Palmer karena saya dulu bekerja selama dua tahun di rumah sakit Sydney Adventist Hospital, selama mengikuti kuliah di Macquarie Universityu, dan dialah juga yang menangani pembedahan hernia saya di tahun 1979. Semoga kisah ini telah menguatkan iman anda sekalian bahwa kita mempunyai Tuhan yang telinganya terbuka lebar mendengar doa kita dan menjawabnya sebelum kita berseru kepadaNya. Dalam bahasa Mandarin nama Yesus adalah " Ye Su ", yang terdiri dari huruf "Ye! " terdiri dari gambar "dua telinga" berdampingan, dan "Su" terdiri dari gambar "ikan" dan "padi" yang berdampingan, dengan kata lain: "Tuhan Yesus telinganya dua-dua selalu terbuka untuk mendengarkan seruan doa kita, dan Dia
selalu menyediakan makanan kita merupakan nasi atau gandum (roti) serta lauk pauknya untuk kebutuhan kita sehari-Hari! " what a wonderful God we have (Sammy Lee).

created by
www.hultshome. dk

No comments:

Langganan GP Magazine

Langganan GP Magazine
Anda ingin mendapatkan info terbaru tentang banyak hal? Berlanggananlah GP Magazine. SMS saja ke 085214282522

FROM US

Satu hal yang perlu kita ingat sebagai orang percaya adalah :
" Bagi Allah tidak ada yang mustahil "
(Lukas 1 : 37)

Jika kita sebagai orang percaya angkat tangan, disitu Allah pasti turun tangan. (david)

Persoalan - persoalan yang kita hadapi tidak akan pernah melebihi kekuatan kita, karena bagi setiap orang percaya yang lemah, letih, lesu dan berbeban berat akan diberikan keringanan, karena kuk yang Allah pasang enak dan ringan. (david)

Allah akan membawa kita kepadang yang berumput hijau dan akan memberi kita minum di tepi aliran sungai, tongkat dan gadaNya yang memberi kita kekuatan. (david)

KONSELING Bersama Pdt Jarot Wijanarko

Pertanyaan Pembaca: Majalah GP Edisi 15 Juni 2008


Saya ibu rumah tangga yang punya anak 3 dan telah ditinggal suami 9 tahun, tanpa nafkah lahir batin, sementara suami keluyuran ganti-ganti pasangan. Bahkan setelah punya anak di luar, suami juga tidak mau menikah resmi. Dalam penantian saya pada tahun ke 3, saya tidak dapat menahan, saya bertemu dengan lelaki yang sudah cerai, hingga sekarang saya berusaha untuk meninggalkan lelaki itu, tetapi rasanya tidak bisa, karena saya merasa kesepian. Hubungan kami telah 6 tahun tapi belum nikah, bagaimana solusinya?


Kalau suami belum menikah resmi, bahkan tidak mau menikah resmi, sebenarnya itu peluang untuk pulih dengan suami. Rebut hati suami, supaya ia mau kembali. Pemulihan itulah kehendak TUHAN.



Bagaimana cara merebut hati suami?. Ibu perlu tahu, kira-kira kengapa suami sampai keluyuran keluar dan meninggalkan rumah? Jangan tidak mau tahu, jangan mengeraskan hati dan berkata; “Mana saya tahu, itu urusannya dia” coba renungkan dan benar-benar mulai arahkan jalan hidup ini ke arah pemulihan, karena itulah kehendak Tuhan. Kalau ibu ada kesalahan, minta maaf. Kalau selama ini bawel atau cerewet, belajar untuk berubah dan menjadi lemah lembut. Kalau suami hatinya condong ke perempuan lain, karena perempuan lain sexnya menggairahkan, sementara ibu pasif, belajarlah untuk melakukan hubungan sex dengan menggairahkan. Itu semua tidak mungkin bisa jika cinta telah padam dan digantikan kecewa, kepahitan, kesal, dendam karena mungkin saja kelakuan suami yang keterlaluan.

Lepaskan pengampunan, ingat kembali masa-masa pacaran, ingat hal-hal yang baik dan positif dari suami dan kobarkan kembali cinta mula-mula. Mulai kontak dan hubungi dia dan mintalah dia kembali. Lakukan doa puasa sebelum memulai semuanya, pinta Roh Kudus dan Tuhan campur tangan. Jika dari pihak ibu mau pulih, Tuhan jawab doa, jika kehendaknya sendiri sudah maunya bubar, cerai dan menikah lagi dengan lelaki baru, Tuhan lepas tangan dan tidak menjawab doa, karena perceraian dibenci Tuhan dan bagi wanita, menikah lagi setelah bercerai adalah perzinahan (Matius 5:32).

Menjalin hubungan dengan lelaki lain, adalah perzinahan, putuskan hubungan tersebut, walau rasa-rasanya berat, tetapi ibu perlu belajar mengambil keputusan dan hidup kudus. Tanpa kekudusan, tidak akan ada pemulihan dan juga suami tidak akan kembali. Sarankan ke lelaki yang telah bercerai tersebut juga untuk kembali ke isterinya, karena jika ia menikah lagi, itu juga perzinahan (Matius 19:9).

Matius 5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.

Matius 19:9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."




Pertanyaan:

Doa spt apa yg harus sy panjatkan kpd Tuhan, pada saat badai menghadang rumah tangga saya? Saya menikah dengan suami yang Muslim. Sekarang Suami saya mengajukan talak satu dan saya menolaknya, karena TUHAN kita membenci perceraian. Terkadang saya yakin sekali, TUHAN akan memulihkan rumah tangga saya kembali, tapi kadang saya ragu, apa mugkin? Tolong saya,apa yang harus saya lakukan? Saya benar-benar binggung.


GP: (Jawaban Oleh Pdt Jarot Wijanarko)


Jawaban:
asangan Tidak Seiman. Sebelum berdoa, pelajari dahulu prinsip berikut ini, sehingga kita akan berdoa sesuai hati dan kehendak TUHAN.
1 Korintus 7:12 Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
7:13 Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
7:14 Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
7:15 Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
7:16 Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan me
nyelamatkan isterimu?
Dari ayat diatas, dengan jelas, inisiatif cerai, jika pasangan bukan seiman, tidak boleh datang dari pihak orang percaya. Sikap orang percaya, justru kalau dia bertobat sungguh-sungguh dan memiliki kepastian keselamatan maka seharusnya dia mengajak orang-orang yang dicintainya ke Sorga. Sikap orang percaya haruslah seperti ayat 16, menyelamatkan pasangannya.
Di Korintus, juga di gereja mula-mula, konteks perikop tersebut adalah; dua orang tidak percaya (Agama Yahudi), sudah menikah dan salah satu kemudian menjadi percaya, maka kondisi menjadi ‘salah satu tidak percaya’. Dalam kondisi ini jika karena ‘imannya’ dia diusir, dianiaya atau mau dibunuh, ditolak oleh pasangan dan keluarga besarnya, karena dalam kelompok tertentu menjadi suku tertentu berarti agama tertentu, menjadi ‘kristen’ akan mengalami pengusiran. Dalam kasus seperti ini, Paulus berkata ‘engkau boleh bercerai’
1 Korintus 7: 27 Janganlah engkau mengusahakan perceraian!
Paulus tetap menekankan, kita bukan orang yang mengupayakan bercerai. Bagi kita, seharusnya yang kita upa
yakan adalah pemulihan, pendamaian, rujuk kembali, menyelamatkan anggota keluarga yang belum ‘memperoleh keselamatan’. Yang harus dilakukan orang percaya adalah ‘melepaskan pe
ngampunan’, dan bukan mengupayakan perceraian!
1 Korintus 7:26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
1 Korintus 7 ditulis, karena kondisi darurat, dimana terjadi pengani
ayaan yang hebat terhadap orang-orang percaya (Kristen) oleh orang Yahudi. Mereka diusir, dianiaya, diintimidasi untuk kembali menjadi agama Yahudi, jika tidak mau mereka diceraikan, bahkan beberapa orang dibunuh.
Paulus memberikan izin atau perke
cualian, mereka boleh bercerai, kalau kasusnya DICERAIKAN dan itu terjadi KARENA IMANNYA, bukan karena hal-hal lain yang menjadi faktor utama dan kebetulan memang berbeda iman. Tidak boleh justru yang ‘percaya’ yang meminta cerai, apalagi kalau sebe narnya bukan karena soal ‘iman’, tetapi karena pertengkaran, ketidak cocokan. Bahkan ada yang memang ketika berpacaran, menikah sudah beda iman, dulu mencintai dan sekarang tidak cinta lagi dan menggunakan alasan beda iman untuk minta ijin cerai, hal ini tidak diperbolehkan.
Beberapa tahun lalu di Indonesia memang masih memungkinkan menikah beda agama, saat ini, Undang Undang Pernikahan Indonesia melarang pernikahan beda agama. Firman Tuhan juga melarang menikah dengan ‘bukan orang percaya’ = 2 Korintus 6. Ayat ini untuk yang belum menikah, bukan untuk yang mau bercerai.
2 Korintus 6: 14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Tidak boleh menceraikan pasangan yang tidak seiman, justru harus memenangkan dan me
nyelamatkan pasangan. Tidak boleh ‘mengusahakan’ perceraian. Termasuk cari gara-gara supaya diceraikan.
Banyak orang memiliki hati yang licik dan jahat. Karena pasangannya tidak seiman, ketika sudah tidak cinta lagi, karena hal-hal yang lain yang bukan soal iman, misal soal perbedaan, atau pertengkaran, maka benar-benar mencari gara-gara supaya diceraikan. Setelah bercerai lalu konseling, minta diberkati pernikahannya yang baru, dengan seorang anak Tuhan, dengan alasan pernikahan yang dulu bukan dengan orang percaya. Hai orang jahat... engkau tidak akan luput dari hukuman Allah yang menyelidiki hati nurani!
Karena itu, saran saya untuk kasus diatas, berdoa dan terus berdoa, mempertahankan pernikahan. Kenapa suami mengajukan talak 1, tidak mungkin tanpa sebab. Jika karena sering bertengar, bertobatlah, mohon maaf, berubahlah lebih lemah lembut. Jika suami keberatan engkau sering ke luar rumah atau kegiatan gereja, kurangi, engkau kurang romantis dan responsif dalam hal sex, perbaiki! Sekeras apapun hati suamimu, menangkanlah dengan KASIH. Selain itu, bisa juga ditambah dengan PUASA. Tidak ada yang tidak mungkin bagi TUHAN dan tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. TUHAN MEMBUAT SEMUA INDAH PADA WAKTU-NYA.
Lebih lengkap saudara bisa membaca buku saya PERCERAIAN











Aku seorang pemudi yang berhubungan dengan seorang pria kami sudah saling mengenal selama 1 tahun. Orang tua saya mengetahui akhirnya memishkan kami. Saya disekolahkan di Jawa dan dia di luar pulau. Kami saling mencintai sayangnya dia sudah berkeluarga. Kami saling mencintai dan saya tidak bisa melupakan dia. Apalagi kami sudah berhubungan badan. Bagaimana saya bisa melupannya?

GP: Jika anda sudah menyadari itu adalah hal yang baik. Nah sekarang anda harus mulai berani melupakan dia. MIntalah Tuhan menolong agar tidak berhubungan lagi. Buang semua no tlp dan hpnya. Jika dia mencoba menghubungi jangan menerima karena ini demi masa dpean anda sendiri. Kami yakin anda bisa menghadapi ini bersama TUhan. Mintalah bantuan orang terdekat seperti hamba TUhan yang bisa menolong anda, mendoakan anda dan memberikan kekuatan dan perlindungan bagi anda. Untuk konseling lebih lanjut sms ke 085214282522. GBU




SUAMI PENCEMBURU, AKU SELINGKUH

Shalom Pak. Sy seorang anak yg kurang kasih sayang orang tua. Waktu sy masih remaja, sy jadi gadis yg sangat nakal. Dulu sy berharap, saat nanti menikah, sy akan berubah. Suatu saat sy bertemu dengan seorang pria yg baik, lalu menikah. 3 th pernikahan kami, sy masih bertahan. Ternyata suamiku orangnya sangat cemburuan, dia tidak pernah memberiku kebebasan atau kepercayaan, dia selalu mengekangku, sampai suatu saat kami berantem hebat.
Sy frustasi dan tanpa disangka teman lamaku datang, akhirnya sy SELINGKUH. Skarang sy sangat tertekan, sy nggak tahu apa yg harus aku lakukan? Apa sy harus BERCERAI dengan suamiku? Atau masih bisakah sy memperbaiki rumah tangga sy? Karena suami sy tidak tahu perselingkuhan ini. Ttp sy merasa sangat nggak layak dihadapan suami sy dan merasa menyesal. Sy ingin BERCERAI tetapi sy takut. (NN - Medan)

GP: Selingkuh bukan hanya DOSA terhadap pasangan, tetapi DOSA kepada Tuhan (2 Samuel 12:13) KEJAHATAN BESAR dihadapan Tuhan (Kejadian 39:9) dan dosa yang dianggap MENISTA Tuhan (2 Samuel 12:14). Karena itu jika merasa menyesal dan merasa tidak layak, itu artinya Tuhan masih mengasihimu, sehingga hati nuranimu masih mendengar suara-Nya. Jangan keraskan hati (Ibrani 4:7), tetapi lanjutkan penyesalan ini menjadi PERTOBATAN. PUTUSKAN hubungan dengan teman selingkuhmu, jangan memberi kesempatan untuk komunikasi, telp, sms apalagi ketemu.
Begitu besar dosa SELINGKUH ini, sehingga ketika Daud selingkuh, minta ampun dengan Tuhan, Tuhan ampuni, tetapi hukuman tetap berlangsung, anaknya kena tulah dan mati, keluarganya pecah turun temurun dan isteri-2 Daud ditiduri terang-2an di muka umum oleh Absalom.
Alternatif BERCERAI, buang jauh jauh. Jangan menyelesaikan dosa (selingkuh) dengan dosa yang lain lagi (bercerai), karena bercerai, itu dibenci Tuhan ! (Maleakhi 2:16) Kalau engkau bercerai engkau mjd orang yg dibenci Tuhan.
Minta ampun sungguh-2 seperti Daud dalam Mazmur 51. Jika kita mengaku dosa, Tuhan pasti mengampuni (1 Yoh 1:9), sekalipun dosa itu merah seperti kirmisi (Yesaya 1:18) Untuk sementara tdk perlu mengaku dengan suami. Tumbuhkan cintamu pada suamimu, bersyukurlah untuk hal-hal yang dia baik, tidak ada yang tidak bisa dipulihkan, jika kita sungguh-2 bertobat, mengisi hati denga KASIH YESUS. Bangun komunikasi yg baik dengan pasanganmu, bahkan bangkitkan gairahmu dengan suami dalam hal sex, karena itu penting bagi laki-laki. (Baca buku saya PEMULIHAN SUAMI ISTERI) Jika ada kesempatan, ajak suami berdua saja, liburan, mengunjungi tempat pacaran dulu atau ikut seminar maupun retreat yang dikhususkan untuk couples. Suami dan isteri perlu bertumbuh bersama-sama dalam pemahaman tentang pernikahan dan segala pernak-perniknya (seperti uang dalam keluarga, sex yg benar, komunikasi, penerimaan dll)
Berpikirlah positif tentang suamimu. Jika dia cemburu, anggap berarti dia mencintaimu dan ingin memilikimu 100% tanpa saingan, jika dia mengekangmu, anggap dia menjagai engkau dari kejatuhan, yg terbukti memang engkau jatuh selingkuh ketika engkau lepas kekang. Tuhan sering memakai orang2 dekat sekitar kita menjagai dan membentuk karakter kita.
Jika suamimu cukup rohani, komunikasi dan hubungan sudah amat sangat baik, pernikahan kalian sudah pulih, jika mau kesembuhan itu sempurna, engkau bisa mengaku dengan suamimu. Karena jika kita saling mengaku dosa, kita akan sembuh (Yakobus 5:16) Namun engkau harus benar-2 berhikmat waktu yang tepat untuk melakukan hal ini. Jk ternyata dengan mengakui, suamimu marah, hubungi konselor pernikahan, ikuti retreat couples berdua untuk proses pembimbingan dan konseling.








Rubrik ini terbuka untuk anda. Jika anda ingin curhat, sampaikan unek-unek, problem, permintaan dll tentang diri anda sendiri, gereja maupun tentang GP silahkan SMS saja ke 0852 142 82 522 atau email:
gpmagz@gmail.com atau kirim surat ke alamat redaksi. GBU

Pemimpin Redaksi

Pemimpin Redaksi
Hendra Kasenda

Wakil Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi
Pdt Hesky Wengkang

GP Magazine Crew

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi
Hendra Kasenda (hendra.k2000@gmail.com)


Wakil Pemimpin Redaksi
Hesky Wengkang

Redaktur Pelaksana :
David Ibrani (davidibrani@gmail.com)

Redaktur: Freddy K, Rommy R

Editor Noula

Sekretaris Redaksi Ganda

Koresponden ALex Wulur (Manado), Budi K (Medan), Herwandi (Siak-Riau), Manati Zega (Solo), Decky Lapian (Jakarta), Rommy Rorimpandey (Bogor), Yandri W (Palu)

Production & Distribution Manager Jemmy

Penyantun Timotius Kurniawan

Keuangan Noula W

Pendiri Dr John Weol MDiv, Hendra Kasenda, Novi Suratinoyo

Dewan Pakar Dr Arie Doodoh SPOG, Florence Kandou Psi, Ir Suyapto Tandyawisesa MA, Marcus Rumampuk, Wempie Kumendong SH MH, Dr Erwin Pohe MBA, Jesayas Tobing STH MDiv, Haesar Sumual MTh, Eddy Tatimu, Pdt J Keintjem
Penasehat Hukum Hanan Soeharto SH

Penasehat Dr John Weol MDiv

OFFICE MINISTRY &
BG MINISTRY /HUMAS
Leo Peleng (021) 981 158 31 - 980 62271 Denny Kaloh (021) 683 986 28, 02199478950