TUHAN MEMEGANG TANGAN KU

TUHAN MEMEGANG TANGAN KU
Dalam kelemahan kita ada tangan Tuhan yang memegang. Jangan takut untuk melangkah karena Dia akan memberikan kita kekuatan.

Friday, November 2, 2007

TUHAN TAHU KEPERLUAN KITA


Oleh Dr. Calvin Palmer (Terjemahan bebas oleh Sammy Lee)

"ADA SEORANG WANITA MUDA DIKURSI BELAKANG MOBILKU, dan saya rasa dia sudah mati." Pada hari Jumat pagi itu, saya adalah satu-satunya dokter yang bertugas pada sebuah rumah sakit yang bernama Warburton Sanitarium and Hospital, di Warburton, Australia.

Pengumuman yang mengejutkan dari pemuda itu menyebabkan saya tersentak dengan melongo.

"Apa yang sudah terjadi?" saya bertanya.

"Saya tidak tahu," jawabnya.

"Tetangga kami - mereka baru saja menikah belum lama. Pagi ini suaminya pergi kerja seperti biasanya, dan isteri saya, yang selalu suka bertindak sebagai tetangga yang baik, pergi melihat bagaimana keadaan isterinya dan menjumpai dia dalam keadaan terbaring pingsan diatas lantai. Ini adalah rumah sakit yang terdekat, sebab itu saya telah meletakkan dia di kursi belakang mobil saya dan telah mengadakan perjalanan sejauh 110 km melalui jalan setapak yang berliku-liku melalui rimba belantara untuk mencapai tempat ini."

Kami tidak membuang waktu segera berlari menuju ke mobilnya. Disana terjerembab dikursi belakang mobil, terdapat tubuh kaku dari seorang wanita muda. Kulitnya terasa dingin dan pucat. Saya tidak dapat merasakan denyut nadi pada pergelangannya , saya hanya dapat merasakan debaran jantungnya yang sangat lemah. Dia masih hidup, tapi sudah dalam keadaan sangat sekarat.

Kami segera mengangkat tubuhnya keatas tandu dan membawanya kedalam rumah sakit. Saya menghadapi seorang pasien yang mengalami shock berat, sedang sekarat, tapi tidak mempunyai informasi sedikitpun mengenai apa yang menyebabkan kondisinya itu.

Dimana Kami Harus Mulai?

Setelah memeriksa wanita itu lebih lanjut, saya berkata kepada suster kepala, Matron Mitchell, "Perutnya menggelembung dengan cairan. Saya rasa itu adalah darah. Saya rasa kita sedang menghadapi kasus ectopic (pendarahan akibat bagian organ tubuh pecah atau pindah tempat)"

Keadaan seperti ini yaitu pecahnya pembuluh nadi pada bagian tulang selangka atau pinggul memerlukan pembedahan dengan segera. Kami melakukan terapi infus (intravenous) , kemudian menilpon Melbourne, meminta pengiriman darah dengan segera menggunakan taksi. Staff kami mempersiapkan kamar operasi untuk pembedahan darurat. Yang menjadi masalah kami sekarang adalah anastetik. Saya adalah satu-satunya dokter di rumah sakit itu, dan berhubung keadaan wanita itu yang sangat kritis, kami sangat membutuhkan seorang ahli anestesia. Pada zaman itu dimana ether digunakan sekitar 30 tahun yang lalu kebanyakan anestesia itu dilakukan oleh dokter umum.

Hanya terdapat sedikit sekali ahli anestesia, dan saya tidak ingat nama dari seorang pun. Matron Mitchell, sang suster kepala, mempunyai sedikit pengalaman memberikan anestetik, jadi berhubung tidak ada dokter lain, saya berpaling kepadanya dan berkata: "Saya harus meminta anda mengadakan anestetik." "Kita harus mengadakan operasi terhadap dia karena kalau tidak maka itu akan terlambat. Kalau sampai dia meninggal, anda akan dipanggil ke pengadilan, tapi saya akan pergi bersama anda."

Sementara staf kami sedang mempersiapkan pasien dan ruang operasi, saya masuk ke kantor saya dan berdoa. "Tuhan, saya dalam keadaan darurat. Nyawa seorang wanita menjadi taruhan. Saya benar-benar sangat membutuhkan seorang ahli anastesi.

Saya katakan kepada Matron Mitchell, "Saya akan memulai memberikan anestetik itu. Kemudian setelah itu saya akan serahkan kepada Anda sementara saya mengadakan pembersihan dan pembedahan."

Pada saat saya sedang bersiap-siap melaksanakan anestetik itu, pintu kamar operasi tiba-tiba terbuka. Seorang asing menonjolkan kepalanya dan berkata, "Saya Dr. Smith. Apakah saya bisa menolong anda?"

Saya harus mengetahui apakah dia ini seorang Ph.D, doktor dalam ilmu musik, ahli penyakit kulit, ataukah ahli ilmu jiwa. Jadi saya bertanya kepadanya, "Apakah bidang pekerjaan anda?"

"Saya seorang ahli anestesia"

Saya menjelaskan situasinya kepadanya, dan dia mengambil alih pekerjaan anestetik itu. Seluruh keahliannya dia tumpahkan untuk menjaga supaya wanita itu tetap hidup sementara saya melakukan pembedahan. Saya membedah perutnya dan mendapati bahwa itu penuh sekali dengan darah. Saya tidak pernah melihat baik sebelumnya maupun sesudahnya pendarahan yang demikian hebatnya. Pompa pengisap listrik yang kami gunakan tidak mampu untuk menangani begitu banyak darah. Saya menggunakan kedua tangan saya untuk mengeluarkan darah dari perutnya sama seperti menimba air keluar dari perahu orang-orang di Kepulauan Solomon. Saya dapati urat nadi yang robek masing memuntahkan darah. Waktu saya mengikat urat nadi itu, saya pun yakin bahwa wanita itu akan hidup.

Ketika wanita itu sudah dipindahkan ke zal, saya berpaling kepada Dr. Smith. "Bagaimana caranya sampai anda boleh muncul didepan pintu kamar operasi kami pada saat yang begitu tepat?"

"Saya tidak dapat menjelaskannya, " dia berkata, "Tapi saya akan ceritakan apa yang telah terjadi."

Suatu Penunjukan Ilahi

Dia mulai ceritanya: "Sebagaimana anda tahu, ada sedikit sekali ahli anestesiologi, dan saya sudah bekerja terlalu lama. Pagi ini saya muncul dirumah sakit kami untuk mengadakan beberapa kasus, tapi mendapat informasi, tanpa ada penjelasan, bahwa daftar kasus-kasus itu telah dibatalkan.

"Saya pikir, Alangkah bagusnya! Saya akan segera meninggalkan kota Melbourne untuk berakhir pekan. Saya akan pergi ke suatu tempat dimana tidak ada seorang pun mengenal saya, dimana tidak ada rumah sakit, tidak ada kamar operasi, dan tidak ada anestetik."

Kemudian dia berkata, "Saya merasa terdorong untuk pergi ke Warburton. Saya tidak dapat menerangkan apa sebabnya, tapi saya segera menentukan saya harus pergi kesana. Saya tidak pernah ke Warburton sebelumnya tapi saya tahu ada beberapa penginapan dimana saya bisa tinggal selama akhir pekan ini."

Ketika saya tiba di Warburton, saya melihat sebuah bangunan yang besar terletak diatas bukit. Itu kelihatannya seperti sebuah penginapan, saya berpikir. Jadi saya mengemudikan mobil saya kedalam halaman ini, tapi ternyata bahwa ini adalah sebuah rumah sakit. Pada saat saya baru saja hendak memutarkan mobil saya untuk pergi, seorang wanita muncul didekat pintu gerbang.

"Nama saya adalah Dr. Smith," saya berkata kepadanya, "Dan saya sedang mencari sebuah penginapan untuk ditempati akhir pekan ini."

"Dia menjambret tangan saya, 'anda diperlukan dikamar operasi sekarang juga,' dia mengatakan kepada saya.

"Saya telah datang ke Warburton untuk menghindarkan diri dari kamar operasi," saya menjawab.

"Tapi ini adalah keadaan darurat," dia mendesak.

"Nah, begitulah caranya mengapa sampai saya berada disini." Dr. Smith melanjutkan.

Membandingkan Catatan

"Dapatkah anda mengatakan kepada saya" saya bertanya kepadanya, "Jam berapakah itu waktu anda merasakan dorongan untuk datang ke Warburton?"

"Pagi ini pada jam 8 lewat sepuluh menit."

Urutan peristiwa yang telah terjadi mulai terbeber dalam otak saya. Pada jam 8 tepat wanita itu telah jatuh pingsan di Matlock, 110 km jaraknya dari Warburton. Pada jam 8:10, Tuhan menanamkan dalam benak ahli anestetik itu, ditempat yang letaknya 80 km sebelah barat, bahwa dia harus pergi ke Warburton. Sekitar jam 10:30 saya memohon kepada Tuhan untuk pertolonganNya, tetapi Dia sudah menjawab doa saya lebih dari dua jam sebelum itu. Permasalahan yang kami hadapi datangnya dari sebelah timur, dan solusinya datang dari sebelah barat, tapi saya tidak tahu apa-apa sama sekali mengenai hal itu.

Saya telah mendapat suatu pelajaran besar mengenai pemenuhan keperluan kita oleh Tuhan dari pengalaman itu. Dan ini telah memberikan kepada saya penghargaan yang lebih besar terhadap janjinya "Sebelum mereka berseru, Aku akan menjawab" (Yesaya 65:24).

Sebelum masa pensiunnya Dr. Calvin Palmer, M.D. melayani di rumah sakit kusta yang ada di Solom Island, dan kemudian sebagai ahli bedah di Warburton Hospital, dan setelah itu sebagai dokter ahli bedah di Rumah Sakit Sydney Adventist Hospital. (Saya kenal benar dengan Dr. Palmer karena saya dulu bekerja selama dua tahun di rumah sakit Sydney Adventist Hospital, selama mengikuti kuliah di Macquarie Universityu, dan dialah juga yang menangani pembedahan hernia saya di tahun 1979. Semoga kisah ini telah menguatkan iman anda sekalian bahwa kita mempunyai Tuhan yang telinganya terbuka lebar mendengar doa kita dan menjawabnya sebelum kita berseru kepadaNya. Dalam bahasa Mandarin nama Yesus adalah " Ye Su ", yang terdiri dari huruf "Ye! " terdiri dari gambar "dua telinga" berdampingan, dan "Su" terdiri dari gambar "ikan" dan "padi" yang berdampingan, dengan kata lain: "Tuhan Yesus telinganya dua-dua selalu terbuka untuk mendengarkan seruan doa kita, dan Dia
selalu menyediakan makanan kita merupakan nasi atau gandum (roti) serta lauk pauknya untuk kebutuhan kita sehari-Hari! " what a wonderful God we have (Sammy Lee).

created by
www.hultshome. dk

Wednesday, September 26, 2007

PARTAI PDS DIDEKLARASIKAN

Jakarta,GP
Dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti Pemilu 2009 mendatang maka PDS membentuk Partai PDS. Partai baru ini pada 17 Agustus 2007 lalu diresmikan dalam suatu deklarasi di halaman kantor PDS Jakarta.
Ruyandi Hutasoit selaku ketua umum PDS mengharapkan Partai PDS bisa berkembang dan menjadi partai yang mengakomodir kepentingan umat Kristen.
Sementara Bonar SImangunsong Ketua Umum Partai PDS mengatakan dirinya membentuk partai ini sebagai langkah antisipatif apabila PDS tidak lolos verifikasi Partai Peserta Pemilu 2009 karena terganjal Electoral Treshold. “Nanti juga kita akan melebur lagi menjadi satu partai,” katanya.

TEMU WICARA PDS dan MK

Jakarta,GP
Satu lagi bentuk pengakuan pemerintah terhadap PDS pimpinan Ruyandi Hutasoit adalah dengan diadakannya temu wicara Mahkamah Konstitusi RI dengan PDS pimpinan Ruyandi. Acara ini diselenggarakan pada 24-26 Agustus lalu di Hotel Sultan Jakarta.
Ketua Panitia Acara tersebut, Aldentua Siringo-ringo menyatakan,” Acara ini selain sebagai bentuk pengakuan pemerintah terhadap PDS pimpinan Ruyandi juga menjadi ajang konsolidasi internal PDS. Buktinya dari 200 peserta yang hadir dari 32 Propinsi semuanya adalah DPW yang mendukung Ruyandi.”
PDS sendiri sambung Aldentua menyambut gembira langkah MK yang mengundang temu wicara dengannya. “Sebagai lembaga peradilan baru maka kehadiran MK sangat besar pengaruhnya dalam sistem perundang-undangan kita. Makanya sangat penting jika PDS bisa mengadakan temu wicara dengan MK,”akunya. GP

GENERASI BOLANG

PERESMIAN GPdI GADANG JAKARTA


Pdt A.H. Mandey mengisahkan bahwa dulu orang takut masuk Tanjung Priok karena terkenal kawasan yang ganas dan angker. Namun tidak demikian dengan Alm.Pdt Bolang (Ayah dari Pdt Max Bolang) yang bersama istri dengan berani dan penuh iman menaklukkan kawasan itu dengan mendirikan gereja besar dan megah, Gereja Pantekosta di Jl Gadang.
“Gereja ini dibangun oleh uang hasil celengan tante Lenny Mandey, jadi saya harus berani mengatakan bahwa jika bukan karena uluran tangan GPdI Ketapang maka GPdI Gadang ini tidak bisa berdiri. Saya kualat kalau tidak mau mengakuinya,” ujar Pdt Max Bolang, anak dari Pdt Bolang yang kini menjadi gembala sidang GPdI Gadang.
Pdt Max juga memberikan apresiasi tinggi kepada semua jemaat yang sudah mendukung mulai dari memberi persembahan hingga menjadi panitia dalam rangka pembangunan serta renovasi gereja itu. “Saya adalah generasi kedua yang memimpin gereja ini dan saya melihat asalkan hidup kita benar di mata Tuhan, maka gereja yang kita warisi dari orang tua kita akan semakin besar dan diberkati Tuhan,” katanya.
Max mengisahkan dalam kurun tiga tahun pertama masa penggembalaannya setelah menggantikan Alm ibunya sebagai gembala sidang dia menjadi seorang pendengar dan pemantau saja. Tapi selepas itu dia mulai mengambil tindakan-tindakan yang berguna untuk perkembangan gereja. “Sebagai gembala kadang kita sakit harus memotong cabang-cabang liar atau tidak bertumbuh dan malah buat ulah, tapi jika memang harus dilakukan maka itulah yang saya kerjakan. Hasilnya gereja akan semakin sehat,” katanya.
Kini Max sedang menyiapkan generasi Bolang berikutnya untuk memimpin Gadang, Sammy Bolang. “Tuhan sementara bekerja dalam dirinya dan saya yakin jika dia berserah dan mengandalkan Tuhan, hidup kudus, maka dia akan menjadi bejana yang indah,” katanya. GP

Sahrianta Tarigan: Dari Ngamen Menjadi Anggota DPRD DKI

Selepas SMP, Sahrianta berangkat dari tanah kelahirannya di Sumatra Utara hendak merantau ke Jakarta. Ia dilepaskan dengan airmata dan doa oleh ayah dan ibunya. Bukan apa-apa karena ia berangkat dalam usia yang masih sangat belia serta dengan bekal yang tidak seberapa, hanya pakaian di badan. Untunglah di Kapal Tampomas yang ditumpanginya itu ia bisa berjumpa dengan beberapa orang yang baik hati yang bersedia memberikannya makanan.

Tiba di Jakarta, Sahrianta sangat senang sekaligus cemas karena memikirkan masa depannya. Namun dengan iman yang polos ia berdoa kepada Tuhan agar menjadikannya berhasil. Sahrianta pun melangkah ke rumah seorang family, disini ia tinggal dan meneruskan sekolahnya di SMA.
Saat SMA hingga selesai ia banyak berkenalan dengan rekan-rekan asal Sumatra. Di sini ia banyak dipengaruhi untuk pergi ke gereja. Kerohanian Sahrianta semakin diasah dan berkobar dengan keaktifannya di gereja. Ia melayani Tuhan dan mulai menyisihkan sejumlah uang untuk membayar perpuluhan.
Akhirnya Tuhan menolong Sahrianta selsai SMA. Dalam hatinya ia memiliki kerinduan yang besar untuk kuliah. Baginya ilmu adalah jembatan memiliki kehidupan yang alayak di kemudian hari. Akan tetapi biaya hidup dan biaya kuliah tidak lah sedikit. Sahrianta putar otak untuk memperoleh cukup uang. Berbekal suara bersama tiga orang teman ia menyusuri jalanan. Mulai dari pasar Senen, Salemba hingga Matraman. Mereka berjalan kaki sambil menenteng gitar. Dua orang menyanyi termasuk Sahrianta dan seorang main gitar, seorang lagi menjadi body guard.
“Kami menyanyi menghibur para pekerja malam yang nongkrong dan makan-makan. Jam kerja kami di jam-jam kecil antara jam 1-3 subuh. Lagu-lagu kami pilih sesuai asal daerah orang. Jika orang itu dari medan kami menyanyi lagu-lagu Batak, jika dari Sunda kami menyanyi lagu Sunda, pokoknya kami belajar banyak lagu untuk menghibur banyak orang,” ujarnya.
Saat itu Sahrianta bersama ke tiga temannya tinggal di daerah Kramat. Mereka kos disatu rumah yang dibayar Rp. 50.000 per bulan. Uang kos itu ditanggung berempat. Setiap malam saat mengamen mereka bisa mendapatkan Rp.30.000- Rp.70.000. Uang itu dibagi berempat. Uang itu pula yang dipakai Sahrianta untuk membiayai kuliahnya di Universitas 17 Agustus Jakarta. Subuh dia ngamen. Pulang tidur sebentar kemudian mulai berangkat kuliah di pagi hari. Sore pulang kuliah dan malam pergi ke gereja. Hal itu dilakukan Sahrianta selama empat setengah tahun lamanya.
Saat pagi menjelang Sahrianta selalu bangun dan memulainya dengan doa. Sebagai seorang mahasiswa yang miskin ia sangat ingin kehidupannya berubah. Itu sebabnya dalam doa-doanya ia selalu meminta empat hal yakni: 1. Tuhan jadikan aku seorang pengusaha/pekerja yang berhasil, 2. Jadikan aku seorang abdi negara/pejabat yang berhasil, 3. Jadikan aku seorang pendeta. 4. Jadikan aku seorang suami yang berhasil.
Keempat pokok doa ini selalu diucapkan Sahrianta dari kamar kosnya. Tak jarang ia menetesi kertas yang berisi empat pokok doanya itu dengan air mata dan peluh. Ia menatap langit dan memandang surga seolah berkata Tuhan peduli lah akan umatMu yang berdoa siang malam kepada Mu.
Sahrianta tak pernah berhenti berdoa seperti itu sepanjang dia kuliah hingga lulus. Sepanjang itu pula ia tidak pernah mengeluh dengan keadaannya. Ia bersyukur senantiasa kepada Tuhan. Bahwa Tuhan sudah memberikan saudara-saudara seiman dan tempat tinggal yang layak. Minimal ia tidak tinggal di bawah kolong jembatan. Meskipun rumah kos yang ditinggalinya sangat sederhana tapi ia bersyukur. Dalam kamar kosnya itu ia tidak memiliki kasur. Hanya tikar dan sebuah bantal lusuh menjadi teman tidur. Iapun harus rela berbagi tempat tidur dengan ke tiga teman lainnya. Jauh di lubuk hati Sahrianta ingin rasanya ia megalami perubahan dalam hidup. Inilah yang memacunya untuk terus tekun berdoa. Ia sangat yakin doa-doanya pastilah suatu saat akan dikabulkan Tuhan.
(Bersambung-Edisi Depan Sahrianta mendapat pekerjaan di Perusahan Jepang dengan cara mujizat)

KEHILANGAN MAHKOTA KARENA JADI TKW

Oleh: Hendra Kasenda

Gadis itu menangis sejadi-jadinya ketika seseorang mengambil mahkota yang selama ini dipeliharanya. Ia sempat minta dipulangkan namun diancam dengan harus membayar semua biaya yang sudah dikeluarkan. Ia merasa tersudut dan tak berdaya. Akhirnya ia pasrah menyerahkan rambut panjangnya dipotong pendek bak laki-laki agar terkesan rapi dan sopan di mata majikan.

Kejadian ini dialami banyak gadis ketika menghuni tempat penampungan perusahan jasa tenaga kerja. Mereka tak bisa berbuat banyak selain pasrah. Melarang memotong rambut mereka yang selama ini dipelihara adalah pekerjaan sia-sia. Mereka tak berdaya karena tekanannya berasal dari dalam dengan dalih mereka sudah ‘dibeli’ dengan sejumlah uang mulai dari saat perekrutan hingga pelatihan. Tentu saja mereka yang kantong pas-pasan tak bisa mengelak. Mahkota merekapun direnggut menyisakan rambut pendek ala pria.
Bukan itu saja kehormatan dalam arti yang sebenarnyapun kerap kali terenggut yakni kegadisan mereka. Lihat saja nasib Nana, TKW asal Sukabumi yang pulang dengan punggung patah karena akan diperkosa anak majikan di Arab Saudi. Lebih tragis lagi dua tahun kerja di sana yang dia bisa bawa pulang cuma Rp. 200.000,-. Tragis.
Nasib para TKW memang diujung tanduk. Mereka hanya berharap dan berdoa semoga dapat majikan yang baik, tidak suka memukul apalagi memperkosa. Mereka berharap memiliki majikan yang cinta Tuhan, sayang keluarga dan menghargai sesama. Tapi tentu saja kenyataannya tidak semua majikan seperti itu. Dilain pihak mereka tidak bisa keluar lagi atau membatalkan menjadi TKW karena harus menanggung banyak biaya yang sudah dikeluarkan perusahan. Mereka cuma bisa berdoa. Keluarganya juga. Gereja juga mestinya begitu. Malahan gereja seharusnya mesti membuat sebuah departemen khusus urusan tenaga kerja. Karena biar bagaimanapun para TKW itu adalah warga gereja. GP

APAKAH ANDA TERBEBAN TKW?

APAKAH ANDA TERBEBAN TKW?

Seharusnya Keluarga, Gereja, Saudara sesuku/sebangsa, Pemerintah, Aparat keamanan/Polisi.
Dsini GP mengajak anda untuk menjadi pendoa dan pelayan bagi para TKW itu. Jika anda bersedia seilahkan SMS ke 0852 142 82 522. Kami mendorong anda membentuk suatu gugus tugas yang memberikan informasi kepada para warga gereja yang mau menjadi TKW di daearh masing-masing.
Mari melangkah menolong dan mengasihi sesama karena itulah perintah Tuhan kita.

SIAPA YANG MESTI PEDULI TKW?

Seharusnya Keluarga, Gereja, Saudara sesuku/sebangsa, Pemerintah, Aparat keamanan/Polisi.
Dsini GP mengajak anda untuk menjadi pendoa dan pelayan bagi para TKW itu. Jika anda bersedia seilahkan SMS ke 0852 142 82 522. Kami mendorong anda membentuk suatu gugus tugas yang memberikan informasi kepada para warga gereja yang mau menjadi TKW di daearh masing-masing.
Mari melangkah menolong dan mengasihi sesama karena itulah perintah Tuhan kita.

SIAPA PEDULI NASIB TKW KRISTEN?

Oleh : Hendra Kasenda

Mereka dilarang memiliki HP. Telpon keluar baik lokal maupun interlokal dihitung sama Rp 5000,- per dua menit. Mereka juga tidak diberi kebebasan ke gereja meski hari minggu sekalipun. Siapa peduli?


Siang terik ditengah perayaan hari kemerdekaan ke 62 GP meluncur ke suatu perusahan jasa tenaga kerja di daerah Benda Tangerang. Di sana GP bertemu dengan lima orang tenaga kerja wanita yang bergereja di Gereja Pantekosta di Indonesia dan dua orang wanita yang bergereja di GMIM serta seorangwanita lain lagi yang bergereja di sebuah gereja di Palu. Ke delapan wanita ini menurut rencana akan dikirimkan ke luar negeri seperti Malaysia dan Taiwan untuk dipekerjakan disana.
Mereka merupakan tenaga-tenaga yang dihimpun dari sejumlah daerah di Sulawesi, seperti Manado, Palu dan Toraja. Mereka direkrut oleh seorang yang disebut sponsor yang lalu mengirim mereka ke Makasar. Di kota ini mereka dites kesehatan. Jika fit di teruskan ke Jakarta jika tidak disuruh pulang kembali ke daerah asal.
Mereka yang ditemui GP di Benda Tangerang itulah yang dinyatakan fit. Namun demikian mereka mesti menjalani sebuah tes kesehatan kembali sebelum dikirim ke Luar Negeri. Tes tersebut dilakukan di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Selama berada di kantor PJTKI itu mereka diberikan fasilitas makan dan tempat tinggal serta beragam pelatihan. Mulai dari bagaimana bekerja hingga pengetahuan bahasa. Mereka belajar bahasa Melayu, Mandarin dan sedikit Inggris.
Semua biaya perjalanan dari daerah asal, pasport, tes kesehatan hingga pelatihan dan makanan ditanggung perusahan. Menurut pengakuan mereka perusahan akan memotong semua biaya itu dari gaji mereka. Itu berarti selama 6-8 bulan bekerja di negeri orang itu mereka tidak menerima bayaran satu senpun. Karena bayaran yang mereka terima langsung diambil oleh agen atau perusahan PJTKI itu. Jadi mimpi memiliki uang besar di negeri orang mesti mereka kubur untuk sementara waktu. Jika mereka bertahan dalam keadaan kekeringan itu maka mereka bisa menikmati gaji hasil lelah mereka pada bulan ke 10. Tahankah mereka selama berbulan-bulan itu tidak memegang uang sepeserpun? Tahankah mereka untuk tidak menelpon orang rumah di tanah air karena untuk menelpon perlu uang? Tahankah mereka untuk tidak ke gereja karena kalau ke gereja perlu uang untuk transportasi apalagi di ngerei orang? Kalau sudah begini siapa yang peduli?
Jika mereka tidak cocok dengan majikan karena terlalu kasar dll maka mereka diijinkan untuk minta pindah majikan lain hingga tiga kali. Jika sudah tiga kali pindah majikan maka mereka dipulangkan ke tanah air dengan mengganti semua biaya yang sudah dikeluarkan perusahan. Jadi mau tidak mau, suka atau tidak mereka harus menyesuaikan diri disana. Semoga dapat majikan baik, jika tidak harus siap-siap adaptasi dan menderita. Jika sudah begini siapakah yang peduli?
Disini sudah seharusnya jaringan gereja bekerja. Karena mereka adalah umat dan sekaligus domba gereja itu. Mereka berhak mendapatkan makanan rohani sekaligus pendampingan. Gereja sudah sepantasnya memikirkan bagaimana memberikan pembekalan kepada mereka sebelum berangkat, bagaimana melayani rohani mereka selama dalam karantina di perusahan itu, bagaimana memberikan dukungan dan fasilitas bagi mereka di negeri orang.
Di sini tidak lah terlalu sulit karena dengan prinsip jaringan setiap gereja memiliki mitra gereja di luar negeri. Problem yang paling besar adalah apakah gereja mau mengambil langkah untuk bersusah payah membantu warganya yang menjadi tenaga kerja di negeri orang.
Mereka yang sudah meninggalkan keluarga demi meraup sesuap nasi bagi keluarga yang ditinggalkan, memperbaiki harkat dan martabat serta tentu saja memberi perpuluhan kepada gereja dan membantu gereja itu dalam pembangunan gedungnya.
Jika demikian sepantasnya gereja membiarkan mereka? Dengan hanya memberikan doa saja dan melepas dengan lambaian tangan tentu ini tidak cukup. Perlu ada tindakan nyata sehingga anggotanya bisa diyakinkan bahwa gereja peduli dengan mereka.

Apa saja kah tindakan itu? Antara lain:
1. Membentuk badan khusus yang menangani soal perburuhan/pekerja dalam lingkup gereja
2. Memberikan pelatihan khusus kepada angkatan kerja dalam gereja
3. Memberikan advokasi kepada warga gereja yang akan menjadi TKI
4. Memastikan bahwa warga gerejanya aman dan selamat mulai dari berangkat hingga kembali ke tanah air
5. Turut menyelidiki kejelasan dan kefalidan perusahan yang merekrut warga gerejanya
6. Menciptakan jaringan antar gereja di luar negeri untuk menampung dan memberi makan secara rohani bagi warga gerejanya.

Maukah gereja melaksanakannya? Semoga. (hen)

Korban Adam Air Sudah “Diangkat Ke Surga”

Oleh: hk

Setelah dilakukan serangkain pencarian ternyata yang ditemukan di badan Pesawat Adam Air yang hilang pada 1 januari silam hanyalah kotak hitam. Tidak ditemukan sisa jasad manusia. Rupanya mereka sudah diangkat ke surga?

Dua kotak hitam milik Adam Air 574 yang mengalami kecelakaan 1 Januari 2007 lalu, berhasil diangkat dari kedalaman 2.000 meter. Ini dilakukan oleh sebuah tim yang beranggotakan 38 orang dari manca Negara. Mereka menggunakan robot selam dari Phoenix AS. Tim pencari juga berhasil menemukan banyak puing pesawat. Tapi anehnya, tidak ditemukan adanya sisa jasad penum-pang. Ini menimbulkan klaim dari beberapa keluarga penumpang bahwa anggota keluarga mereka sudah diangkat ke surga.
“Kami tidak menemukan human ruin, yang kami temukan serpihan-serpihan yang diduga pesawat Adam Air,” kata Ketua KNKT, Tatang Kurniadi dalam jumpa pers di Jakarta.
Sebelumnya diketahui dalam pesawat Adam Air yang sedang bertolak dari Surabaya menuju Manado itu, mengangkut 96 orang yang terdiri dari 85 dewasa, 7 anak-anak dan 4 bayi. Pesawat itu dipiloti oleh Kapten Refri A Widodo dan kopilot Yoga, dan disertai empat pramugari serta ditumpangi oleh puluhan pendeta dan keluarganya yang akan berlibur ke Manado.
Pdt Erol Mamahani, kakak dari Gladys Mamahani yang menjadi korban dalam peristiwa itu telah melepaskan dengan rela kepergian adik dan ipar serta keponakan mereka. “Kami juga berterimakasih kepada tim dari KNKT yang berhasil mengangkat kotak hitam itu. Semoga hasil dari percakapan dalam kotak hitam bisa juga diekspose sehingga kami bisa mengetahui penyebab dari kecelakaan itu,” katanya. GP

HATI YANG MEMBERI

Hari ini kita akan belajar dari Firman Tuhan tentang “Hati yang Memberi” supaya kita mengalami anugerah dari hati yang memberi.

I. Tuhan memiliki hati yang memberi.
Allah Bapa memberikan Anak-NYA yang tunggal bagi kita semua (Yoh 3:16). 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus memberikan segalanya untuk menyelamatkan kita (Mat 20:28). 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Dari dua ayat diatas kita mengerti Tuhan memiliki hati yang memberi.

II. Tuhan juga ingin kita mempunyai hati memberi.
Matius 6:11-12 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; Roma 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Roma 12:20a Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!

III. Memberi adalah kunci untuk diberi.
Kalau kita memberi, kita justru akan diberi berlipat kali ganda. Lukas 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Amsal 11:25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Matius 10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.”
Kita sering mempunyai pengertian yang salah yaitu ingin diberi dulu supaya bisa memberi, tetapi sebetulnya Tuhan mengajarkan kepada kita: Berilah supaya kita diberi. Taburlah supaya kita menuai. Contoh: Saat umat Allah sangat membutuhkan air, mereka justru diperintahkan oleh Elia untuk memberikan air yang sangat mereka butuhkan itu, tetapi ternyata justru membuat mereka kelimpahan dengan air (1 Raja-raja 18:34-35 dan 45). Elisa menasehati raja Yehuda memberi makanan kepada musuh yang sedang berusaha menyerang mereka supaya mereka mengalami kedamaian (2 Raja-raja 6:21-23). Kita tidak bisa menuai dulu baru menabur, tetapi kita harus menabur dulu baru menuai. Kalau kita ingin diberi dulu baru memberi, kita akan sulit diberi tetapi kalau kita mau memberi dulu kita akan mudah diberi/menerima. Kita tidak bisa berharap orang lain berbuat baik lebih dulu barulah kita berbuat baik kepada orang lain, tetapi kita harus berbuat baik kepada orang lain maka orang lain akan berbuat baik kepada kita.
Firman Tuhan berkata lebih berkat memberi daripada menerima (Kisah 20:35) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”

IV. Hanya orang yang memiliki hati untuk memberi, bisa dipakai oleh Tuhan.
Janda Sarfat bisa dipakai oleh Tuhan karena ia rela memberikan makanannya lebih dulu untuk memelihara Elia. Anak yang memberikan 5 roti 2 ikan bisa dipakai oleh Tuhan untuk melakukan mujizat. Ilustrasi: anak 57 sen. Para pengusaha dan pendeta memberikan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan untuk mengadakan KKR & doa ucapan syukur kemerdekaan.

V. Mintalah hati yang memberi dari Tuhan.
Daud meminta Tuhan selalu memberikan hati yang memberi dalam kehidupan mereka (1 Taw 29:1-18). Karena sekalipun kita kaya raya tetapi kalau tidak memiliki hati yang memberi kita tidak akan bisa memberi. Ada banyak hal yang bisa kita berikan untuk pekerjaan Tuhan di gereja kita. Membantu ketertiban dan keramahan. Membantu antar jemput jemaat yang parkir di Sekolah Kristen Pelita Nusantara Kasih. Membantu melayani dalam HUT dan konferensi pertumbuhan tanpa batas. Membantu penyelesaian kekurangan dana pembangunan gedung gereja. Kalau 20.000 jemaat setiap hari menyisihkan/mengumpulkan Rp. 2.000,- maka dalam 1 tahun/365 hari akan terkumpul Rp. 14.600.000.000,- dan bisa dipakai untuk menyelesaikan kekurangan dana pembangunan. Maka setiap jemaat diajak untuk memberi melalui persembahan ke-2 disetiap minggu/janji iman/transfer lewat bank. Membantu mencapai visi-visi baru yang Tuhan berikan, contoh: lahan parkir yang luas, sekolah yang berkualitas dan biaya ringan, rumah sakit, 1 juta orang diselamatkan, dlll.
Marilah kita memiliki hati yang memberi sehingga kita menjadi orang yang berkenan dan berbuah banyak bagi Kerajaan Allah. (Oleh: Pdt Obaja T Setiawan-Gembala Sidang dari 20.000 Jemaat di Solo Jateng)

MENGKRITISI DUNIA GELAP KEHIDUPAN TKI/TKW KITA

Oleh: Pieter George Manoppo (Pakar Psikologi Universitas Indonsia)

Masalah Womans Triffiking kini semakin menjadi serius dipercakapkan oleh berbagai kalangan, karena jatuhnya korban jiwa dari kalangan TKI/TKW Indonesia tidak mungkin ditolirer lagi. Keseriusan mana nampak pula dari kepedulian dan perhatian umat beragama melalui media pembinaan umat seperti GP untuk menjadikannya tema khusus penerbitan dan pembinaan.

1. Melihat persoalan TKI/TKW secara utuh dan holistik.
• Bicara soal TKI/TKW, mesti kita lihat dari sejak direkruit di keluarga dan kampung-kampung sampai ybs dipekerjakan di LN dan kemudian kembali ke Indonesia dan masuk lagi ke keluarga dan kampung-kampung.
• Karena mendapatkan banyak sorotan, kebanyakan PJTKI dan jajaran instansi pemerintah terkait berusaha memperbaiki kinerja mereka. Namun, mesti kita akui, di mata para pihak itu "TKI dan TKW adalah KOMODITI EKONOMI untuk DEVISA NEGARA dan PJTKI serta jaringannya. " Siapakah para pihak yang ambil keuntungan dari matarantai rekruitmen, pendidikan, pengiriman, pekerjaan dan pemulangan TKI/TKW ke desa asal dan keluarganya? Paling tidak : PJTKI (bisnis), NEGARA (devisa), PENGGUNA (negara tujuan dan keluarga/majikan) dan jangan lupa jaringan organisasi-organisa si kekerasan yang mengatur proses pemerasan secara rapih dan sistematis, baik secara terselubung maupun juga secara formal (memanfaatkan kelemahan hukum, aparat, dst).
• Salah satu contoh kekerasan yang dilakukan secara formal. Sesuai dengan ketentuan pendidikan dan persiapan TKI/TKW, mereka harus mendapatkan kualifikasi pendidikan standart. Baik waktu maupun materi. Tetapi, karena kebutuhan, waktu dan materi, pendidikan tidak diberikan dan diselesaikan dengan tuntas sesuai standart. Latihan dan pendidikan 1 minggu dibikin formal 1-2 hari saja. Bahkan ada yang lebih buruk, 1 hari dan sifatnya formalitas. Soal dana, mau dapatkan surat keterangan secara cepat oleh calon TKI/TKW (proses instan saja) dll, jadi faktor penentu. Manipulasi seperti ini diakui baik oleh PJTKI maupun instansi pemerintah yang bertanggung jawab. Artinya, kekerasan sistematis ini dilakukan dengan sadar dan sengaja. Akibatnya, para calon TKI/TKW - lah yang akan menanggung resiko penyiapan diri di luar standart itu pada saat mereka bekerja.
• Kalau ada di antara kita yang mengatakan bahwa seluruh tahapan yang ditelusuri berkaitan dengan proses rekruitmen tentang TKI/TKW dianggap positif, pertanyaan saya "apakah itu menurut ukuran penilaian secara subyektif, ataukah sudah juga memperhatikan ketentuan standart Kualifikasi Pendidikan dan Penyiapan TKI/TKW. Jangan-jangan proses rekruitmen dan pendidikan yang dipraktekan justru masih jauh dan menyimpang dari standart itu."
• Kita harus mengakui dan menyadari bahwa pengetahuan dan sistem kontrol kita terhadap seluruh MATARANTAI atau TAHAPAN perjalanan rekruitment, pendidikan, pengiriman, pengerjaan, kontrol dan pemulangan TKI/TKW kembali ke kampung dan keluarga tidak terbuka dan tidak bisa kita akses. Kita lazimnya mengetahui untuk batas tertentu. Tetapi sebenarnya secara sistemik (utuh dan menyeluruh) justru harus kita akui, ada DUNIA GELAP PERILAKU EKSPLOITASI TKI/TKW sebagai komoditi ekonomi yang sarat dengan kekerasan yang tidak kita ketahui, tidak transparan diakses informasinya, dan tidak tersentuh hukum secara obyektif dan tuntas.
• Kenapa DUNIA GELAP ini tetap dipertahankan? Karena di sinilah LAHAN BAGI BANYAK PIHAK MAKAN. Baik struktural (formal dan terbuka) maupun yang non struktural.
2. Menyelamatkan diri dari bencana: inisiatif TKI/TKW dan bukan kesiapan sistematik.
• Berbagai kasus akhir-akhir ini yang menunjukkan bahwa TKI/TKW berusaha menyelamatkan diri dari tekanan kekerasan majikan, adalah inisiatif TKI/TKW ybs. Bukan suatu sistem pertahananan dan penyelamatan diri yang dididik dan dipersiapkan dengan sadar dan sengaja.
• Sejak awal rekruitmen dan pendidikan, fakta TINDAKAN PENGUASAAN ATAS CALON TKI/TKW dikondisikan melalui: putuskan hubungan dengan keluarga (hp, dll). Sari segi pendidikan dan kematangan kata Bung Hendra itu positif. Tetapi dari segi akses komunikasi dan kontrol keluarga dan kampung asal atas TKI/TKW yang adalah ASSET kampung dan keluarga, justru ini berbahaya.
• Sebab : berlakulah hukum DAGANG, terutama praktek IJONISASI DI DUNIA TKI/TKW. Mereka yang direkruit: dikasihkan fasilitas (pasport, biaya pendidikan dst). Nanti dipotong dari gaji TKI/TKW. Irinisnya, PRAKTEK IJONISASI ATAS CALON TKI/TKW INI DILEGALKAN SECARA FORMAL. Kejahatan dan kekerasan penindasan sistematis ini dianggap positif, masuk akal, dan normal.
4. SOLUSI KE DEPAN
• Lembaga-lembaga keagamaan dan komunitas masyarakat peduli dapat membuka pusat informasi melalui Milis seperti Sulut Bosami yang memberikan informasi sistemik dan tuntas. Termasuk informasi sejak ybs direkruit di keluarga dan kampung-kampung, pendidikan, pengiriman, pengerjaan, pengawasan selama kerja, sampai pulang ke keluarga dan kampung. Pada waktu percakapan dengan Dep.Tenaga Kerja, pernah dibicarakan tentang perlunya SIMPUL-SIMPUL TES KAPASITAS TKI/TKW untuk beberapa tahap a) rekruitmen dan pendidikan, b) selama bekerja, dan c) pasca kerja untuk kembali ke keluarga dan kampung asal.
• Terutama, pengetahuan, skill dan kematangan dirinya. TKW Filipina misalnya, terkenal kerja dan berjuang sebagai kelompok. Kalau ada masalah personal, dihadapi secara kelompok dan meluas ke jaringan. Kalau Indonesia justru secara individual. Nah, kekosongan ini bisa diisi jaringan Sulut Bosami di Negara tertentu di mana TKI/TKW Sulut berada. TKI/TKW ditarik ke dalam simpul Sulut Bosami negara tertentu.
• Inisiatif kontrol dilakukan oleh Komunitas Peduli dan Lembaga Keagamaan ke majikan dan keluarga majikan bersama TKI/TKW-nya. Ini pernah dilakukan kelompok. Perempuan Sulut di Timika bagi korban trifficking di sana beberapa waktu lalu.
• Pusat dan atau jaringan pendidikan standart berada dalam akses pengetahuan dan kontrol Lembaga Keagamaan dan Komunitas Peduli seperti Sulut Bosami serta keluarga/kampung asal TKI/TKW.
• Progres proses pengiriman, perkembangan dan karanter keluarga penerima, dst diakses dan dikontrol Lembaga Keagamaan dan Kelompok Peduli seperti Sulut Bosami dll.
• Langkah advokasi kebijakan dan pemberdayaan selama proses bekerja TKI/TKW diakses dan dikontrol oleh Lembaga Keagamaan dan Kelompok Peduli berbasis komunitas lokal.
• Pendidikan TKI/TKW sesuai standart dan kualifikasi kebutuhan tempat bekerja dilakukan oleh Lembaga Keagamaan dan tidak membiarkannya menjadi tanggung jawab PJTKI semata. Terutama kalau jelas calon TKI/TKW berasal dari komunitas lokal. Hal ini untuk mengatasi manipulasi dan kekerasan rekruitmen dan pendidikan yang beresiko bagi kinerja TKI/TKW di tempat kerja.

4. SOLUSI KE DEPAN
• Lembaga-lembaga keagamaan dan komunitas masyarakat peduli dapat membuka pusat informasi melalui Milis seperti Sulut Bosami yang memberikan informasi sistemik dan tuntas. Termasuk informasi sejak ybs direkruit di keluarga dan kampung-kampung, pendidikan, pengiriman, pengerjaan, pengawasan selama kerja, sampai pulang ke keluarga dan kampung. Pada waktu percakapan dengan Dep.Tenaga Kerja, pernah dibicarakan tentang perlunya SIMPUL-SIMPUL TES KAPASITAS TKI/TKW untuk beberapa tahap a) rekruitmen dan pendidikan, b) selama bekerja, dan c) pasca kerja untuk kembali ke keluarga dan kampung asal.
• Terutama, pengetahuan, skill dan kematangan dirinya. TKW Filipina misalnya, terkenal kerja dan berjuang sebagai kelompok. Kalau ada masalah personal, dihadapi secara kelompok dan meluas ke jaringan. Kalau Indonesia justru secara individual. Nah, kekosongan ini bisa diisi jaringan Sulut Bosami di Negara tertentu di mana TKI/TKW Sulut berada. TKI/TKW ditarik ke dalam simpul Sulut Bosami negara tertentu.
• Inisiatif kontrol dilakukan oleh Komunitas Peduli dan Lembaga Keagamaan ke majikan dan keluarga majikan bersama TKI/TKW-nya. Ini pernah dilakukan kelompok. Perempuan Sulut di Timika bagi korban trifficking di sana beberapa waktu lalu.
• Pusat dan atau jaringan pendidikan standart berada dalam akses pengetahuan dan kontrol Lembaga Keagamaan dan Komunitas Peduli seperti Sulut Bosami serta keluarga/kampung asal TKI/TKW.
• Progres proses pengiriman, perkembangan dan karanter keluarga penerima, dst diakses dan dikontrol Lembaga Keagamaan dan Kelompok Peduli seperti Sulut Bosami dll.
• Langkah advokasi kebijakan dan pemberdayaan selama proses bekerja TKI/TKW diakses dan dikontrol oleh Lembaga Keagamaan dan Kelompok Peduli berbasis komunitas lokal.
• Pendidikan TKI/TKW sesuai standart dan kualifikasi kebutuhan tempat bekerja dilakukan oleh Lembaga Keagamaan dan tidak membiarkannya menjadi tanggung jawab PJTKI semata. Terutama kalau jelas calon TKI/TKW berasal dari komunitas lokal. Hal ini untuk mengatasi manipulasi dan kekerasan rekruitmen dan pendidikan yang beresiko bagi kinerja TKI/TKW di tempat kerja.

Makna Doa

Oleh: Pdt J Keintjem

Dalam kehidupan ini seringkali kita mengalami jalan buntu, penderitaan/kesusahan hidup, sakit, badai dan gelombang kehidupan. Sudahkan kita menyadari pentingnya doa dalam situasi-situasi demikian?

Ada beberapa makna dari Doa dalam kebenaran Firman Tuhan;
Doa mampu Membuka jalan keluar (Mazmur 107;4-9)....”Maka berseru-serulah mereka kepada Tuhan.”...
Berseru-seru artinya bukan hanya sekedar berdoa sembarangan tetapi dengan kesungguhan. Mazmur 107:4, Ketika mereka kehilangan jalan /salah arah/tidak menemukan jalan mereka tidak tahu jalan yang harus ditempuh. Hal ini sering kita alami dalam dunia yang kita tinggali saat ini, banyak orang yang kesasar / salah jalan. Perkataan doa yang disampaikan kepada Tuhan bukan sekedarnya tapi dengan kesungguhan hati sehingga mampu membukakan jalan keluar bagi mereka yang berdoa.Lewat doa maka Tuhan akan mampu memberika solusi atau jalan keluar bagi mereka yang tertutup jalan.Contoh Musa, ketika ia menghadapi jalan buntu/tertutup,didepan ada laut dibelakang dikejar musuh maka berseru-serulah Musa kepada Tuhan sehingga Tuhan membelah laut dan mereka pun menemuka jalan. Ketika kita menghadapi kesukaranatau kasulitan hidup,tertutup jalan datanglah kepada Tuhan maka solusi / jalan pasti Tuhan sediakan.

Doa menghilangkan kesusahan/penderitaan (Mazmur 107:10-15) Orang yang bersalah karena memberontak perintah-perintah Tuhan,orang itu akan mengalami kesushan/penderitaan hidup. Tapi ketika dalam penderitaan hidup/ kesusahan, berseru-serulah kepada Tuhan maka Tuhan akan menghilangkan penderitaan hidup/kasusahan tersebut. Contoh Hana. Hana disakiti hatinya karena kandungannya ditutup oleh Tuhan sehingga tidak dapat melahirkan anak. Tapi dengan hati pedih dia berdoa kepada Tuhan, maka Tuhan menjawab doa Hana dan muka Hana tidak muram lagi.Karena doa Tuhan ingat akan Hana dan membuka kandungannya sehingga ia dapat melahirkan anak.

Doa menyembuhkan segala penyakit (Mazmur 107:17)
Mereka sakit karena perbuatan dosa dan disiksa karena kelahan-kesalahn mereka,bahkan mereka sudah diambang kematian,maka berseru-serulah mereka kepada Tuhan dalam kesesakan sehingga mereka diselamatkan dari kecemasan mereka. Tuhan menyembuhkan segala penyakit.

Doa mampu menghentikan badai (Mazmur 107:23-29)
Tuhan membangkitkan angin badai dan meninggikan gelombang-gelombangnya sehingga mereka terhuyung-huyung seperti orang mabuk.Maka berseru-serulah mereka kepada Tuhan dalam kasesakan mereka sehingga dikeluarkanNya mereka dari kecemasan.

Dalam kehidupan ini seringkali kita mengalami jalan buntu, penderitaan/kesusahan hidup, sakit, badai dan gelombang kehidupan maka mari datang berseru-seru kepada Tuhan karena Tuhan sudah menyediakan solusi/jalan keluar, Tuhan sanggup menghilangkan penderitaan dan kesusahan hidup, Tuhan sanggup menyembuhkan penyakit juga Tuhan sanggup menghilangkan badai dan gelombang kehidupan Anda.
Jalin terus hubungan dengan Tuhan. Dalam Lukas 18:1-7, Tuhan Yesus menegaskan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kita perlu minta ROH KUDUS untuk memimpin, membimbing kita untuk terus menerus menjalin hubungan yang dekat dengan Tuhan.Waktu dan kesempatan Tuhan punya, Tuhan Kita Maha Kuasa, mari kita pergunakan waktu ini untuk selaluberhubungan dengan Tuhan dan Tuhan pasti akan menja-wab/mengabulkan doa dan permohonan kita.(Rommy R).

* (Seorang Rohaniwan Yang melayani di Cinere Depok Jabar)

Tuesday, September 25, 2007


Doakan dan Hadirilah

“ KITA BERBEDA- BEDA TETAPI SATU “

Seminar
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Oktober 2007,
Jam : 09:00 Wib
Tempat : Sport Mall Kelapa Gading
Jakarta Utara

KKR dan Doa Bagi Pemulihan Indonesia
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Oktober 2007
Jam : 17:00 Wib
Tempat : Stadion Sepak Bola
Glora Bung Karno
Senayan- Jakarta

GP MAGAZINE Majalah Keluarga Anda

Seiring bertambahnya waktu maka dirasa perlu menghadirkan bacaan bermutu bagi keluarga Kristen. GP Magazine hadir dengan format majalah yang cocok di baca bagi seluruh kalangan pembaca khususnya keluarga Kristen. Disini tersedia beragam artikel dan kesaksian serta pengalaman hidup yang membangun kehidupan keluarga. Untuk informasi dan langganan silahkan SMS ke 085214282522 atau 021 994 789 50. Tuhan memberkati

Langganan GP Magazine

Langganan GP Magazine
Anda ingin mendapatkan info terbaru tentang banyak hal? Berlanggananlah GP Magazine. SMS saja ke 085214282522

FROM US

Satu hal yang perlu kita ingat sebagai orang percaya adalah :
" Bagi Allah tidak ada yang mustahil "
(Lukas 1 : 37)

Jika kita sebagai orang percaya angkat tangan, disitu Allah pasti turun tangan. (david)

Persoalan - persoalan yang kita hadapi tidak akan pernah melebihi kekuatan kita, karena bagi setiap orang percaya yang lemah, letih, lesu dan berbeban berat akan diberikan keringanan, karena kuk yang Allah pasang enak dan ringan. (david)

Allah akan membawa kita kepadang yang berumput hijau dan akan memberi kita minum di tepi aliran sungai, tongkat dan gadaNya yang memberi kita kekuatan. (david)

KONSELING Bersama Pdt Jarot Wijanarko

Pertanyaan Pembaca: Majalah GP Edisi 15 Juni 2008


Saya ibu rumah tangga yang punya anak 3 dan telah ditinggal suami 9 tahun, tanpa nafkah lahir batin, sementara suami keluyuran ganti-ganti pasangan. Bahkan setelah punya anak di luar, suami juga tidak mau menikah resmi. Dalam penantian saya pada tahun ke 3, saya tidak dapat menahan, saya bertemu dengan lelaki yang sudah cerai, hingga sekarang saya berusaha untuk meninggalkan lelaki itu, tetapi rasanya tidak bisa, karena saya merasa kesepian. Hubungan kami telah 6 tahun tapi belum nikah, bagaimana solusinya?


Kalau suami belum menikah resmi, bahkan tidak mau menikah resmi, sebenarnya itu peluang untuk pulih dengan suami. Rebut hati suami, supaya ia mau kembali. Pemulihan itulah kehendak TUHAN.



Bagaimana cara merebut hati suami?. Ibu perlu tahu, kira-kira kengapa suami sampai keluyuran keluar dan meninggalkan rumah? Jangan tidak mau tahu, jangan mengeraskan hati dan berkata; “Mana saya tahu, itu urusannya dia” coba renungkan dan benar-benar mulai arahkan jalan hidup ini ke arah pemulihan, karena itulah kehendak Tuhan. Kalau ibu ada kesalahan, minta maaf. Kalau selama ini bawel atau cerewet, belajar untuk berubah dan menjadi lemah lembut. Kalau suami hatinya condong ke perempuan lain, karena perempuan lain sexnya menggairahkan, sementara ibu pasif, belajarlah untuk melakukan hubungan sex dengan menggairahkan. Itu semua tidak mungkin bisa jika cinta telah padam dan digantikan kecewa, kepahitan, kesal, dendam karena mungkin saja kelakuan suami yang keterlaluan.

Lepaskan pengampunan, ingat kembali masa-masa pacaran, ingat hal-hal yang baik dan positif dari suami dan kobarkan kembali cinta mula-mula. Mulai kontak dan hubungi dia dan mintalah dia kembali. Lakukan doa puasa sebelum memulai semuanya, pinta Roh Kudus dan Tuhan campur tangan. Jika dari pihak ibu mau pulih, Tuhan jawab doa, jika kehendaknya sendiri sudah maunya bubar, cerai dan menikah lagi dengan lelaki baru, Tuhan lepas tangan dan tidak menjawab doa, karena perceraian dibenci Tuhan dan bagi wanita, menikah lagi setelah bercerai adalah perzinahan (Matius 5:32).

Menjalin hubungan dengan lelaki lain, adalah perzinahan, putuskan hubungan tersebut, walau rasa-rasanya berat, tetapi ibu perlu belajar mengambil keputusan dan hidup kudus. Tanpa kekudusan, tidak akan ada pemulihan dan juga suami tidak akan kembali. Sarankan ke lelaki yang telah bercerai tersebut juga untuk kembali ke isterinya, karena jika ia menikah lagi, itu juga perzinahan (Matius 19:9).

Matius 5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.

Matius 19:9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."




Pertanyaan:

Doa spt apa yg harus sy panjatkan kpd Tuhan, pada saat badai menghadang rumah tangga saya? Saya menikah dengan suami yang Muslim. Sekarang Suami saya mengajukan talak satu dan saya menolaknya, karena TUHAN kita membenci perceraian. Terkadang saya yakin sekali, TUHAN akan memulihkan rumah tangga saya kembali, tapi kadang saya ragu, apa mugkin? Tolong saya,apa yang harus saya lakukan? Saya benar-benar binggung.


GP: (Jawaban Oleh Pdt Jarot Wijanarko)


Jawaban:
asangan Tidak Seiman. Sebelum berdoa, pelajari dahulu prinsip berikut ini, sehingga kita akan berdoa sesuai hati dan kehendak TUHAN.
1 Korintus 7:12 Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
7:13 Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
7:14 Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
7:15 Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
7:16 Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan me
nyelamatkan isterimu?
Dari ayat diatas, dengan jelas, inisiatif cerai, jika pasangan bukan seiman, tidak boleh datang dari pihak orang percaya. Sikap orang percaya, justru kalau dia bertobat sungguh-sungguh dan memiliki kepastian keselamatan maka seharusnya dia mengajak orang-orang yang dicintainya ke Sorga. Sikap orang percaya haruslah seperti ayat 16, menyelamatkan pasangannya.
Di Korintus, juga di gereja mula-mula, konteks perikop tersebut adalah; dua orang tidak percaya (Agama Yahudi), sudah menikah dan salah satu kemudian menjadi percaya, maka kondisi menjadi ‘salah satu tidak percaya’. Dalam kondisi ini jika karena ‘imannya’ dia diusir, dianiaya atau mau dibunuh, ditolak oleh pasangan dan keluarga besarnya, karena dalam kelompok tertentu menjadi suku tertentu berarti agama tertentu, menjadi ‘kristen’ akan mengalami pengusiran. Dalam kasus seperti ini, Paulus berkata ‘engkau boleh bercerai’
1 Korintus 7: 27 Janganlah engkau mengusahakan perceraian!
Paulus tetap menekankan, kita bukan orang yang mengupayakan bercerai. Bagi kita, seharusnya yang kita upa
yakan adalah pemulihan, pendamaian, rujuk kembali, menyelamatkan anggota keluarga yang belum ‘memperoleh keselamatan’. Yang harus dilakukan orang percaya adalah ‘melepaskan pe
ngampunan’, dan bukan mengupayakan perceraian!
1 Korintus 7:26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
1 Korintus 7 ditulis, karena kondisi darurat, dimana terjadi pengani
ayaan yang hebat terhadap orang-orang percaya (Kristen) oleh orang Yahudi. Mereka diusir, dianiaya, diintimidasi untuk kembali menjadi agama Yahudi, jika tidak mau mereka diceraikan, bahkan beberapa orang dibunuh.
Paulus memberikan izin atau perke
cualian, mereka boleh bercerai, kalau kasusnya DICERAIKAN dan itu terjadi KARENA IMANNYA, bukan karena hal-hal lain yang menjadi faktor utama dan kebetulan memang berbeda iman. Tidak boleh justru yang ‘percaya’ yang meminta cerai, apalagi kalau sebe narnya bukan karena soal ‘iman’, tetapi karena pertengkaran, ketidak cocokan. Bahkan ada yang memang ketika berpacaran, menikah sudah beda iman, dulu mencintai dan sekarang tidak cinta lagi dan menggunakan alasan beda iman untuk minta ijin cerai, hal ini tidak diperbolehkan.
Beberapa tahun lalu di Indonesia memang masih memungkinkan menikah beda agama, saat ini, Undang Undang Pernikahan Indonesia melarang pernikahan beda agama. Firman Tuhan juga melarang menikah dengan ‘bukan orang percaya’ = 2 Korintus 6. Ayat ini untuk yang belum menikah, bukan untuk yang mau bercerai.
2 Korintus 6: 14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Tidak boleh menceraikan pasangan yang tidak seiman, justru harus memenangkan dan me
nyelamatkan pasangan. Tidak boleh ‘mengusahakan’ perceraian. Termasuk cari gara-gara supaya diceraikan.
Banyak orang memiliki hati yang licik dan jahat. Karena pasangannya tidak seiman, ketika sudah tidak cinta lagi, karena hal-hal yang lain yang bukan soal iman, misal soal perbedaan, atau pertengkaran, maka benar-benar mencari gara-gara supaya diceraikan. Setelah bercerai lalu konseling, minta diberkati pernikahannya yang baru, dengan seorang anak Tuhan, dengan alasan pernikahan yang dulu bukan dengan orang percaya. Hai orang jahat... engkau tidak akan luput dari hukuman Allah yang menyelidiki hati nurani!
Karena itu, saran saya untuk kasus diatas, berdoa dan terus berdoa, mempertahankan pernikahan. Kenapa suami mengajukan talak 1, tidak mungkin tanpa sebab. Jika karena sering bertengar, bertobatlah, mohon maaf, berubahlah lebih lemah lembut. Jika suami keberatan engkau sering ke luar rumah atau kegiatan gereja, kurangi, engkau kurang romantis dan responsif dalam hal sex, perbaiki! Sekeras apapun hati suamimu, menangkanlah dengan KASIH. Selain itu, bisa juga ditambah dengan PUASA. Tidak ada yang tidak mungkin bagi TUHAN dan tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. TUHAN MEMBUAT SEMUA INDAH PADA WAKTU-NYA.
Lebih lengkap saudara bisa membaca buku saya PERCERAIAN











Aku seorang pemudi yang berhubungan dengan seorang pria kami sudah saling mengenal selama 1 tahun. Orang tua saya mengetahui akhirnya memishkan kami. Saya disekolahkan di Jawa dan dia di luar pulau. Kami saling mencintai sayangnya dia sudah berkeluarga. Kami saling mencintai dan saya tidak bisa melupakan dia. Apalagi kami sudah berhubungan badan. Bagaimana saya bisa melupannya?

GP: Jika anda sudah menyadari itu adalah hal yang baik. Nah sekarang anda harus mulai berani melupakan dia. MIntalah Tuhan menolong agar tidak berhubungan lagi. Buang semua no tlp dan hpnya. Jika dia mencoba menghubungi jangan menerima karena ini demi masa dpean anda sendiri. Kami yakin anda bisa menghadapi ini bersama TUhan. Mintalah bantuan orang terdekat seperti hamba TUhan yang bisa menolong anda, mendoakan anda dan memberikan kekuatan dan perlindungan bagi anda. Untuk konseling lebih lanjut sms ke 085214282522. GBU




SUAMI PENCEMBURU, AKU SELINGKUH

Shalom Pak. Sy seorang anak yg kurang kasih sayang orang tua. Waktu sy masih remaja, sy jadi gadis yg sangat nakal. Dulu sy berharap, saat nanti menikah, sy akan berubah. Suatu saat sy bertemu dengan seorang pria yg baik, lalu menikah. 3 th pernikahan kami, sy masih bertahan. Ternyata suamiku orangnya sangat cemburuan, dia tidak pernah memberiku kebebasan atau kepercayaan, dia selalu mengekangku, sampai suatu saat kami berantem hebat.
Sy frustasi dan tanpa disangka teman lamaku datang, akhirnya sy SELINGKUH. Skarang sy sangat tertekan, sy nggak tahu apa yg harus aku lakukan? Apa sy harus BERCERAI dengan suamiku? Atau masih bisakah sy memperbaiki rumah tangga sy? Karena suami sy tidak tahu perselingkuhan ini. Ttp sy merasa sangat nggak layak dihadapan suami sy dan merasa menyesal. Sy ingin BERCERAI tetapi sy takut. (NN - Medan)

GP: Selingkuh bukan hanya DOSA terhadap pasangan, tetapi DOSA kepada Tuhan (2 Samuel 12:13) KEJAHATAN BESAR dihadapan Tuhan (Kejadian 39:9) dan dosa yang dianggap MENISTA Tuhan (2 Samuel 12:14). Karena itu jika merasa menyesal dan merasa tidak layak, itu artinya Tuhan masih mengasihimu, sehingga hati nuranimu masih mendengar suara-Nya. Jangan keraskan hati (Ibrani 4:7), tetapi lanjutkan penyesalan ini menjadi PERTOBATAN. PUTUSKAN hubungan dengan teman selingkuhmu, jangan memberi kesempatan untuk komunikasi, telp, sms apalagi ketemu.
Begitu besar dosa SELINGKUH ini, sehingga ketika Daud selingkuh, minta ampun dengan Tuhan, Tuhan ampuni, tetapi hukuman tetap berlangsung, anaknya kena tulah dan mati, keluarganya pecah turun temurun dan isteri-2 Daud ditiduri terang-2an di muka umum oleh Absalom.
Alternatif BERCERAI, buang jauh jauh. Jangan menyelesaikan dosa (selingkuh) dengan dosa yang lain lagi (bercerai), karena bercerai, itu dibenci Tuhan ! (Maleakhi 2:16) Kalau engkau bercerai engkau mjd orang yg dibenci Tuhan.
Minta ampun sungguh-2 seperti Daud dalam Mazmur 51. Jika kita mengaku dosa, Tuhan pasti mengampuni (1 Yoh 1:9), sekalipun dosa itu merah seperti kirmisi (Yesaya 1:18) Untuk sementara tdk perlu mengaku dengan suami. Tumbuhkan cintamu pada suamimu, bersyukurlah untuk hal-hal yang dia baik, tidak ada yang tidak bisa dipulihkan, jika kita sungguh-2 bertobat, mengisi hati denga KASIH YESUS. Bangun komunikasi yg baik dengan pasanganmu, bahkan bangkitkan gairahmu dengan suami dalam hal sex, karena itu penting bagi laki-laki. (Baca buku saya PEMULIHAN SUAMI ISTERI) Jika ada kesempatan, ajak suami berdua saja, liburan, mengunjungi tempat pacaran dulu atau ikut seminar maupun retreat yang dikhususkan untuk couples. Suami dan isteri perlu bertumbuh bersama-sama dalam pemahaman tentang pernikahan dan segala pernak-perniknya (seperti uang dalam keluarga, sex yg benar, komunikasi, penerimaan dll)
Berpikirlah positif tentang suamimu. Jika dia cemburu, anggap berarti dia mencintaimu dan ingin memilikimu 100% tanpa saingan, jika dia mengekangmu, anggap dia menjagai engkau dari kejatuhan, yg terbukti memang engkau jatuh selingkuh ketika engkau lepas kekang. Tuhan sering memakai orang2 dekat sekitar kita menjagai dan membentuk karakter kita.
Jika suamimu cukup rohani, komunikasi dan hubungan sudah amat sangat baik, pernikahan kalian sudah pulih, jika mau kesembuhan itu sempurna, engkau bisa mengaku dengan suamimu. Karena jika kita saling mengaku dosa, kita akan sembuh (Yakobus 5:16) Namun engkau harus benar-2 berhikmat waktu yang tepat untuk melakukan hal ini. Jk ternyata dengan mengakui, suamimu marah, hubungi konselor pernikahan, ikuti retreat couples berdua untuk proses pembimbingan dan konseling.








Rubrik ini terbuka untuk anda. Jika anda ingin curhat, sampaikan unek-unek, problem, permintaan dll tentang diri anda sendiri, gereja maupun tentang GP silahkan SMS saja ke 0852 142 82 522 atau email:
gpmagz@gmail.com atau kirim surat ke alamat redaksi. GBU

Pemimpin Redaksi

Pemimpin Redaksi
Hendra Kasenda

Wakil Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi
Pdt Hesky Wengkang

GP Magazine Crew

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi
Hendra Kasenda (hendra.k2000@gmail.com)


Wakil Pemimpin Redaksi
Hesky Wengkang

Redaktur Pelaksana :
David Ibrani (davidibrani@gmail.com)

Redaktur: Freddy K, Rommy R

Editor Noula

Sekretaris Redaksi Ganda

Koresponden ALex Wulur (Manado), Budi K (Medan), Herwandi (Siak-Riau), Manati Zega (Solo), Decky Lapian (Jakarta), Rommy Rorimpandey (Bogor), Yandri W (Palu)

Production & Distribution Manager Jemmy

Penyantun Timotius Kurniawan

Keuangan Noula W

Pendiri Dr John Weol MDiv, Hendra Kasenda, Novi Suratinoyo

Dewan Pakar Dr Arie Doodoh SPOG, Florence Kandou Psi, Ir Suyapto Tandyawisesa MA, Marcus Rumampuk, Wempie Kumendong SH MH, Dr Erwin Pohe MBA, Jesayas Tobing STH MDiv, Haesar Sumual MTh, Eddy Tatimu, Pdt J Keintjem
Penasehat Hukum Hanan Soeharto SH

Penasehat Dr John Weol MDiv

OFFICE MINISTRY &
BG MINISTRY /HUMAS
Leo Peleng (021) 981 158 31 - 980 62271 Denny Kaloh (021) 683 986 28, 02199478950